0

Reduksi Oksidasi

Thursday, March 31, 2011

Reaksi redoks atau reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi yang melibatkan penerimaan dan pelepasan elektron (definisi saat ini). Sebelumnya reaksi redoks dianggap sebagai reaksi yang melibatkan oksigen. Namun, karena terlalu sempit, maka diperluas menjadi reaksi yang melibatkan elektron. Untuk mempermudah mengenali reaksi redoks dan zat at yang mengalami reduksi dan oksidasi, maka reaksi redoks diperluas definisinya menjadi reaksi yang dimana beberapa atom yang terlibat ada yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi (oksidasi) dan penurunan bilangan oksidasi (reduksi).

Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai jumlah muatan negatif dan positif dalam atom, yang secara tidak langsung menandakan jumlah elektron yang telah diterima atau diserahkan. Bilangan oksidasi digunakan unuk menentukan apakah sebuah reaksi tergolong redoks atau bukan.

Ketentuan untuk Bilangan oksidasi
1. Bilangan oksidasi logam alkali dalam senyawa adalah +1 dan alkali tanah dalam senyawa adalah +2
2. Bilangan oksidasi dai unsur bebas adalah 0, contoh : Na(s), H2(g).
3. Bilangan oksidasi unsur yang lebih elektropositif pada molekul  adalah positif. Bilangan oksidasi unsur yang lebih elektronegatif pada molekul adalah negatif. Contoh : NaCl, Cl lebih elektronegatif, maka bilangan oksidasi Na> 0 dan bilangan oksidasi Cl<0.
4. Bilangan oksidasi ion monoatomik sama dengan muatannya sendiri. Contoh : Na+ = 1
Ca2+ = 2.
5. Jumlah bilangan oksidasi untuk molekul netral adalah nol. Jumlah bilangan oksidasi untuk spesi ion sama dengan muatannya sendiri. H2O = 0
6. Bilangan oksidasi logam alkali (Li,Na,K,Rb,Cs,Fr) dalam senyawa adalah +1. Bilangan oksidasi logam alkali tanah dalam senyawa adalah +2.
7. Bilangan oksidasi hidrogen adalah +1 pada kebanyakan senyawa tetapi -1 pada hidrida logam (logam golongan utama yang bersenyawa dengan H). Contoh NaH, LiH, CaH2.
8. Bilangan oksidasi oksigen adalah -2 pada kebanyakan senyawa, tapi pada peroksida (contoh : H2O2) -1 dan superoksida -½ ( contoh : K2O).

Cara untuk menetukan bilangan oksidasi suatu senyawa
1. Tentukan salah satu unsur yang bisa diketahui secara pasti bilangan oksidasinya.
2. Gunakan unsur tersebut sebagai patokan. Jumlah bilangan oksidasi dalam suatu unsur adalah angka indeks unsur tersebut dikalikan dengan bilangan oksidasinya.
3. Apabila senyawa tersebut mempunyai rumus molekul yang rumit dan berupa senyawa ion, maka senyawa itu hendaknya dipecah menjadi kation dan anion  untuk memudahkan menghitung biloks.

Contoh :
Hitung bilangan oksidasi pada senyawa

H2S2O7 (asam disulfat)

Jawab :

1. Tentukan salah satu unsur yang biloksnya diketahui, dalam hal ini, sesuai ketentuan-ketentan di atas adalah :
H = +1 (sesuai ketentuan nomor 7 di atas, O = -2 (sesuai ketentuan nomor 8).
2. Lihat muatan senyawa (biasanya terletak di pojok kanan atas lambang senyawa). Bila tidak ditulis berarti senyawa tersebut netral dan total jumlah biloksnya 0.


3. Jumlahkan semua biloks dengan rumus : (biloks unsur a x angka indeks senyawa a) + (biloks unsur b x angka indeks senyawa b)+....(dan seterusnya, tergantung jumlah jenis unsur yang menyusun senyawa. Angka indeks terdapat di sebelah kanan bawah lambang unsur.
Dalam hal ini : (biloks H x 2) + (biloks S x 2) + (biloks O x 7) = total biloks

(+1x2) + (biloks S x 2 ) + (-2 x 7) = 0

(+2)+(-14)+(biloks S x 2) = 0 ( menggunakan sifat komutatif)

-12+ (biloks S x 2) = 0

biloks S x 2 = +12

biloks S = +12/2 = +6.
Contoh lain :
Tentukan biloks dari unsur
(NH4)2Cr2O7a

Jawab :
1. Supaya mudah, unsur ini bisa dipecah menjadi kation dan anion.
(NH4)2Cr2O7a ---> 2(NH4)+ + Cr2O72-
Untuk (NH4)+= biloks H adalah +1, maka : (biloks N x 1) + ( +1 x 4) = +1 (muatan di pojok kanan atas = +1)
maka : (biloks N) + (+4) = +1
<=>  (biloks N) = 1 - 4 = -3
Jadi biloks N adalah -3 dan H = +1

Untuk Cr2O72- = biloks O = -2
maka : (biloks Cr x 2) + (-2 x 7) = -2
(biloks Cr x 2) + (-14) = -2
(biloks Cr x 2) = -2 + 14
(biloks Cr x 2)= +12
 biloks Cr = +12/2 = +6

Reaksi redoks
Sebuah reaksi dikatakan reaksi redoks apabila bilangan oksidasi yang dimiliki unsur pada reaktan (sebelah kiri tanda panah) berbeda dengan bilangan oksidasi unsur yang sama pada suatu produk (sebelah kanan tanda panah). Reduktor adalah senyawa yang mengalami oksidasi (kenaikan biloks), dan oksidator adalah senyawa yang mengalami reduksi (penurunan biloks).

Contoh :
H2 + Cl2 --> 2HCl
biloks H dan Cl pada reaktan = 0, karena merupakan unsur bebas, sedangkan biloks H pada produk adalah +1 dan biloks Cl pada produk adalah -1. Dengan demikian reaksi ini termasuk reaksi redoks. Tips : 1. Reaksi yang melibatkan unsur bebas biasanya tergolong reaksi redoks. 2. Reaksi penetralan (asam dengan basa) biasanya tidak tergolong redoks. Reaksi konproporsionasi dan disproporsionasi Konproporsionasi (sesuai namanya, co yang cenderung berarti bersatu) berarti reaksi redoks yang hasil oksidasi dan reduksinya sama. Disproporsionasi (sesuai namanya, dis yang cenderung berarti pecah atau berpisah) berarti reaksi redoks yang hasil reduktor dan oksidatornya sama.

0 Responses to "Reduksi Oksidasi"