0

Pelatnas I (2)

Sunday, August 11, 2013

Memasuki minggu kedua pelatnas anak-anak sudah mulai bisa melebur berkat obrolan-obrolan di ruang makan, di kelas, di kamar masing-masing, atau di hati masing-masing (?). Di sini saya mulai menemukan kenyamanan. Bangun selalu lebih awal dibanding sewaktu di rumah, jam biologis teratur, susu gratis tiap malam :9, tidur lebih nyenyak, dsb. Tapi sayangnya saya berada di waktu yang kurang tepat, harusnya saya sedang belajar di 33 bersama dubidu. Pada akhirnya, ada kebiasaan yang tidak jelas yang sering saya lakukan, melihat kalender dan menghitung berapa hari lagi menuju UN..

Senin, 22 Oktober 2012. Minggu kedua pelatnas dimulai. Hari ini sesi 1 dan 2 kembali jadwalnya bu Djulia. Seperti yang disampaikan beliau pada pertemuan hari pertama, kami mulai mengerjakan soal-soal yang dibuat teman-teman kami sendiri. Setiap soal kurang lebih sekitar 10 menit (atau kurang, saya lupa). Singkat cerita, hanya sekitar sepertiga soal yang bisa dituntaskan hari itu. Soal-soal mereka umumnya kreatif dan tidak terduga. Ada yang sangat mudah, mudah, rata-rata, sulit, ada juga yang tidak bisa dikerjakan sama sekali. Nanti pada bagian selanjutnya akan saya beberkan hasil saya yang tidak memuaskan -_-
Sesi 3 dan 4 hari itu adalah bagiannya pak Aep, kali ini beliau membahas lebih jauh tentang padatan dan cairan. Kalau tidak salah beliau juga menerangkan tentang kisi kristal, bercerita tentang difraksi sinar X, dan lain sebagainya. Pada akhir sesi beliau memberikan soal serta menginformasikan jika pada pertemuan berikutnya beliau akan mengadakan tes.

Selasa, 23 Oktober 2012. Sesi 1 dan 2 diisi oleh pak Veinardi, yang dijadwalkan akan menjelaskan tentang kimia kuantum. Beliau memulai dengan konsep ikatan kimia, kemudian melanjutkan ke teori-teori ikatan, mencakup VSEPR dan MO.
Sesi 3 dan 4 sama seperti minggu kemarin, diisi oleh bu Lubna. Kali ini beliau memulai dari soal. Kemudian pembahasan melebar hingga entalpi, entropi, energi bebas Gibbs, dan seterusnya. Disini mulai terlihat alasan mengapa termodinamika menjadi momok bagi sebagian mahasiswa.

Rabu, 24 Oktober 2012. Hari itu sesi 1 dan sesi 2 diisi oleh bu Lia, kembali dengan kimia organik. Kali ini diawali dengan membahas tentang kasus thalidomide, yang menekankan bahwa stereokimia sangat penting dalam sintesis senyawa organik. Silakan dicari sendiri tentang apa kekhilafan manusia yang melibatkan thalidomide sehingga berakibat fatal. Selanjutnya beliau mulai menerangkan tentang reaksi-reaksi organik dan mekanismenya.
Sesi 3 dan 4 jadwalnya pak Nyoman. Awalnya masih tentang laju reaksi, kemudian berlanjut ke mekanisme reaksi, termasuk penentuan laju dengan tahap penentu laju dan steady-state (keadaan tunak).

Kamis, 25 Oktober 2012. Kamis ini jadwalnya sama seperti minggu kemarin, sesi 1 dan 2 dengan bu Santi dengan biokimianya. Kali ini beliau membahas tentang enzim dan kinetikanya, termasuk persamaan Michaelis-Menten dan penurunannya. Kalau tidak salah beliau juga memberikan tes tentang asam amino.
Sesi 3 dan 4 diisi kembali bu Irma. Kali ini beliau membahas tentang sudut ikatan, dan senyawa kompleks.
Malam jumat kali ini malam takbiran. Seharusnya saya bermalam di 33 untuk membantu menjaga hewan-hewan kurban, dan besoknya ikut membantu mereka membagi-bagikannya. Tapi Allah berkehendak lain. Saya hanya keliling sebentar menikmati suara takbir sambil sesekali ikutan dengan volume mendekati 0. Malam takbiran 'terburuk' kedua sejauh ini yang pernah saya lalui.

Jumat, 26 Oktober 2012. Hari Jumat lagi ^^ . Hari itu berbeda, karena bertepatan dengan Idul Adha. Shalat Idul Adha diadakan di lapangan di SMK BPP yang terletak di samping wisma. Beberapa teman saya justru ketiduran -_- Shalat tahun ini sungguh banyak yang kurang. Setelah shalat saya hanya tidur-tiduran, tidak ada kerjaan, walaupun sekadar melihat penyembelihan hewan kurban. Singkat cerita shalat Jumat kembali diadakan di wisma, dan setelah shalat Jumat ada hidangan berupa sate kambing, khusus Idul Adha. Tapi tetap saja kurang terasa sensasinya.  Orang tinggal makan..

Sabtu, 27 Oktober 2012. Hari itu kembali ada kelas. Sesi  dan 2 diisi oleh kak Adit. Seperti biasa beliau memberi soal tentang kimia fisik, kemudian membahasnya. Kali ini beliau cenderung membahas tentang termodinamika, yang lebih 'ribet' dari yang dijelaskan bu Lubna. Maklum karena diawali dari soal, kemudian ke teori, soalnya kompleks maka teorinya juga ikut kompleks ._.
Sesi 2 diisi oleh kak Zulqarnaen, yang merupakan kontingen IChO pada tahun 2008 di Hungaria. Ternyata tak tanggung-tanggung, beliau langsung menmberi kami soal kimia organik. Ada 5 soal, panjang semua. Saya hanya bisa mengerjakan 60% setelah berkutat selama lebih dari 3 jam. Setelah itu saya berencana untuk pulang karena keesokan hari, akan ada babak lanjutan Peskim UNJ. Saya memutuskan untuk pulang karena ada peserta lain yang timnya juga masuk babak lanjutan, juga pulang. Akan sangat tidak adil jika saya tidak pulang dan meninggalkan Yusup beserta Willy berjuang berdua. Saya yang mendaftarkan mereka, (uang saya belum diganti sampai sekarang T_T) saya juga yang harus bertanggung jawab telah melibatkan mereka.

Baiklah.. closing untuk bagian 2, perjalanan pulang. Ceritanya akan sangat panjang. Jangan dibaca kalau tidak berminat ._.
Alhamdulillah wa syukurillah, saya berhasil bolak-balik Bandung-Jakarta-Bandung tanggal 27-28 Oktober 2012 dengan menghabiskan, eh, mendapat uang 900 ribu rupiah. Ngerampok ya gun? Nggak, saya baik hati dan rajin menabung, kok. Tapi rajin juga kehabisannya ._.
Awalnya sore hari saya bingung mau pulang naik apa. Pertama saya ingat ada kakak kelas yang kuliah di salah satu PTN di Bandung dan pernah menjadi teman seperjuangan pada tahun 2011. Saya tanya-tanya beliau tentang cara yang bagus untuk pulang, tapi sayangnya tidak ada yang cocok. Maklum bukan jodohnya (?) Singkat cerita saya nekat packing, kemudian shalat Ashar dan meminta petunjuk kepada Allah. Beberapa teman menyarankan untuk naik travel, tapi saya ragu karena takut mahal ._. Akhirnya saya dengan polosnya mencari stasiun. Sebenarnya beberapa hari sebelumnya saya sempat ke stasiun Kiaracondong, sekedar bertanya dimana stasiun Bandung. Saya naik angkot dari Jalan Sunda, kemudian menuju arah yang tak jelas. Sampai akhirnya tiba di stasiun Bandung. Saya menuju loket, dan seperti yang diduga, kehabisan tiket. Kereta selanjutnya ke Jakarta berangkat pukul 05.00 pagi keesokan harinya. Kalau asumsi perjalanan 4 jam, maka sia-sia saya pulang. Saya juga tidak mau menginap di stasiun untuk sekedar pulang sehari semalam. Akhirnya saya memutuskan keluar, belok ke arah yang tidak diketahui sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, kakak kelas yang saya hubungi ternyata sedang menuju Bandung, karena kemarin pulang liburan Idul Adha. Saya ditawari untuk menumpang mobil orangtuanya. Saya mengiyakan saja, kemudian berkeliling dari tempat yang saya tidak ketahui namanya.
Dari stasiun saya berniat ke ITB, sekedar lewat, aja. Setelah gonta-ganti angkot saya sampai di gedung rektorat ITB. Waktu itu saya memutuskan turun di sana karena takut terbawa lebih jauh, padahal yang 'pusat'nya masih jauh di depan sana. Saya kembali menghubungi kakak kelas yang tadi dan menginfokan bahwa saya di sekitar ITB (waktu itu belum tahu kalau itu hanya rektorat). Akhirnya sambil menunggu saya berkeliling tidak jelas mengelilingi 1 'blok' (yang ditempati gedung rektorat ITB). Benar-benar tidak tahu itu daerah mana -- , kalau di Bandung ada sambungan TJ mungkin saya sudah di Harmoni(?) ._.Sempat berpikir untuk kembali ke wisma aja karena mereka tak kunjung datang. Tapi aku tak tahu jalan. Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang~ Saya berkeliling 2 kali, dimana yang keduanya tas saya putus -_- dan akhirnya azan Maghrib berkumandang. Saya masuk ke gedung rektorat tersebut untuk menumpang sholat. Setelah itu mencari makanan. Makan di warung pecel lele sengaja saya perlama supaya bisa duduk, capek jalan terus. Setelah azan Isya berkumandang, saya kembali ke rektorat untuk menumpang sholat. Sempat dicurigai oleh satpam karena waktu itu sangat sepi dan gerak-gerik saya yang terlihat mencurigakan ._.
Dengan beban tas yang talinya tinggal sebelah, saya mulai berkeliling lagi, tidak habis pikir betapa gilanya otak dan pegalnya kaki saat itu, akhirnya saya berhenti saat ada info bahwa orangtua si kakak kelas tadi akan datang sebentar lagi. Saya nongkrong di pinggir jalan seperti penunggu bis, tapi yang lewat mobil pribadi dan angkot semua. Akhirnya setelah sekian lama mereka datang dan saya sempat mampir ke rumah kos yang bersangkutan sebelum akhirnya pulang (atau turun di Ramayana Cengkareng), lewat tengah malam. Tapi alhamdulillah yang penting bisa pulang, gratis :D

Besoknya, pagi hari, saya langsung beramgkat ke UNJ untuk babak lanjutan. Di sana tim saya sudah sampai ternyata, dan sempat bertemu bu Suyati di halte UNJ. Katanya beliau pergi duluan karena mau kuliah (?) Saya diberi ongkos, 11% dari income bolak-balik kali ini.

Singkat cerita, alhamdulillah tim saya masuk final bersama tiga tim lain, dua diantaranya mengandung anak pelatnas juga, yang sedang pulang juga. Setelah melalui serangkaian babak final , jawab soal bener tapi disalahin --, praktikum yang berantakan, Willy yang terbata-bata (maaf gel ._.v), ribuan semut tak berdosa yang didistilasi demi asam format, dan "Fosfor dan Sulfur" si pemecah kebuntuan, akhirnya alhamdulillah kami berhasil merebut juara 1. Sebenarnya tidak ada target juara pada awalnya mengingat pelatnas yang bentrok dan saat pulang pun tidak sempat belajar lagi di rumah setelah tesnya kak Zul. Tapi alhamdulillah, setidaknya nyasar-nyasar dan tas putus kemarin terbayar hari itu. Tapin amat disayangkan karena saya tidak ikut dalam acara penutupan dan penerimaan hadiah, saya menitipkan kepada dua rekan saya. Sedih, sebenarnya tidak ikut berbahagia bersama mereka. Dari hadiah tersebut saya mendapat 88% dari total income bolak-balik kali ini. Saya kembali ke Bandung bersama dua orang anak pelatnas teman saya yang juga dari Jakarta, dengan menumpang mobil salah satu dari orangtua mereka. Kami sampai sekitar pukul 8 malam, sementara Sementara itu saya baru ingat kalau esoknya bu Djulia dan pak Aep akan mengadakan tes. ._.
...

0 Responses to "Pelatnas I (2)"